Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani bukanlah pendidikan terhadap badan, atau bukan merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan. Jika kita perhatikan kembali secara seksama model pemebalajaran pendidikan jasmani, Gambar 1 di bagian depan, maka dapat diketahui bahwa tujuan pendididkan jasmani terdiri dari empat ranah, yakni: (1) jasmani, (2) psikomotorrik, (3) afektif, dan (4) kognitif. Keempat ranah tersebut merupakan tujuan sementara jika dipandang bahwa pendidikan jasmani itu merupakan bagian integral dari pendidikan, dan tujuan pendidikan itu merupakan pelengkap atau penguat tujuan ppendidikan.
Apabila anak aktif melakukan pendidikan jamani, misalnya anak bermain kejar – mengejar, maka pada kegiatan yang tidak mereka sadari akan menjadi penyebab terjadinya perubahan-perubahan. Setiap perubahan pada setiap peserta didik, akan terjadi penambahan kekuatan otot tungkai, daya tahan otot tungkai, peningkatan fungsi alat-alat pernafaan, kelentukan sendi-sendi tubuh, terutama sendi-sendi tungkai dan lengan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik dan lancar, maka guru pendidikan jasmani harus betul-betul mengetahui interaksi edukatif berikut ini (Winarno Surachmad, 1980).
- Keadaan anak (jenis kelamin, atau kemampuan anak, karakteristik dari perkembangan anak).
- Penentuan bahan pelajaran yang tepat.
- Tempat pelaksanaan ( lapangan terbuka, ruang senam, kolam renang, lapangan halaman bermain).
- Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran (rasa sosial, kemampuan motorik).
- Kemampuan motorik, afektif atau kognitif.
- Tersedianya media atau alat pembelajaran pendidkan jasmani.
- Penentu pembelajaran dan metode penyampaian (bentuk metode penyampaian bermain, kriteria, gerak dan lagu, meniru, lomba, tugas, komando, latihan, dan modifikasi).
- Adanya penilaian proses dan hasil interkasi.
Pencapaian pembelajaran akan lancar dan berhasil bila interkasi edukatif tersebut diatas sebagai butir yang saling terkait antara satu butir dengan butir yang lain.
|
- Memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan.
- Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan.
- Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa.
- Meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap positif terhadap pentingnya melakukan aktivitas jasmani.
- Meningkatkan kesegaran jasmani.
- Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.
- Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.
Telah diketahui bahwa tujuan pendidikan terkelompok pada empat ranah dalam sehari-hari, akan berpengaruh positif terhadap kekuatan, kelentukan, bahkan daya tahan baik otot – otot lokal maupun daya tahan cardio vasculer. Namun betapapun baiknya pengaruh akativitas anak yang tidak terencana, masih akan lebih baik kalau aktivitas itu direncanakan, dan hasilnya pun dapat ditentukan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Khusus mengenai tahapan unjuk kerja motorik (motor behavior) dan terminal (umur anak) yang diutarakan oleh Gabbard, LeBlanc, dan Lowy (1987) dalam tabel berikut:
Tabel 1.
Tahap untuk Kerja Motorik (Motor Behavior)
Terminal | Tahapan Gerak | Aktivitas Karakteristik |
0-2 th, masa kanak-kanak | Gerak tak sempurna | Berguling, duduk, merayap, merangkak, berdiri, berjalan, dan memegang. |
2-7 th, masa anak-anak awal | Gerak dasar dan pemahaman efisien | Kesadaran gerak lokomotor, nirlokomotor, dan manipulasi. |
8-12 tahun, masa anak-anak | Khusus/khas | Penghalusan keterampilan dan penyadaran gerak menggunakan gerak dasar, dalam tari, permainan/olahraga, senam, dan kegiatan olahraga air. |
12- dewasa, masa remaja dan dewasa | Spesialisasi | Bersifat kompetisi dan rekreasi |
Dari tabel inilah dapat dilihat pada umur berapakah anak mulai masuk SD, jenis kemampuan motorik apakah yang telah dikuasai anak, dan jenis kemampuan motorik apakah yang harus dikembangkan oleh guru pendidikan jasmani.
0 Response to "Tujuan Pendidikan Jasmani"
Posting Komentar